Jumat, 11 Maret 2016

Revolusi mental
Beberapa waktu lalu HIMIP mengadakan diskusi mengenai Revolusi Mental. Alhamdulillah peserta cukup antusias untuk datang menghadiri diskusi kecil ini. Dalam diskusi ini dihadiri oleh Bapak Hamdan Hamzah salah satu dosen hukum yang menyajikan beberapa materi sebagai bahan diskusi. Banyak hal yang bisa didapatkan dari diskusi ini, oleh sebab itu peserta diskusi diwajibkan untuk membuat tulisan sebagai gambaran tentang pandangan dana pa yang didapat dari diskusi tersebut, berikut pandangan-pandangan yang disampaikan peserta diskusi:


Dari materi yang saya dengarkan bahwa kepemimpinan pada era modern tidak harus di pimpin oleh orang-orang tua. Karena jika kepemimpinan diambil alih oleh orang-orang tua maka kita akan kembali lagi ke zaman orde baru. Mereka akan menggunakan pemikiran yg sama dengan zaman orde baru yg seharusnya sekarang kita harus menggunakan cara yg modern tetapi tidak melewati batasan-batasan dan tetap mengikuti aturan yg ada. Kita juga di ajarkan untuk membangun mindset kita, mengubah cara pandang, dan membangun kesadaran diri. Itu sedikit yg bisa saya simpulkan.

Oleh Aidawati 2015



Tetap semangat ya,,, jangan pernah takut untuk menunjukan argument mu dan jangan pernah takut untuk membantahkan sebuah argument itu(berdialektika),,, yang dimana tujuann kita dalam berdialektika adalah bagaimana kita mencari suatu kebenaran itu secara berfikir rasionalitas..bawasanya adalah Kebenran adalah sifatnya universal. pesann pemateri tadi yaitu diantara orang" pesimis harus ada diantara mereka orang yg optimis..dalam artian disini "jangan bisu" dgn keadaan yang ada kita harus berani bertindak walaupun kita tidak peduli apakah tidakan kita itu salah...tetap berfikir postif dan tetap jadi orang yg optimis ...#dinamis kreatif #himipfisipunmul

Oleh Prawira Yudha 2014

Dalam kepemimpinan Presiden Jokowi, salah satu hal yang menarik darinya adaah tentang konsep “Revolusi Mental”. Namun masih banyak yang membingungkan tentang konsep ini, mental seperti apa yang hendak direvolusi? Bagaimana caranya untuk melakukan revousi tersebut?. Hal ini kiranya masih membingungkan saya. Jika revolusi mental ini ditujukan untuk masyarakat, lalu bagaimana dengan pemerintahnya? Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam pemerintahan kita sendiri banyak sekali terjadi kasus KKN. Maka dalam hal revolusi mental hendaknya diterapkan dahulu kepada pemerintahnya agar mental-mental koruptor dapat dibersihkan. Pemerintah sebagai public figure hendaknya dapat memberikancontoh yang baik bag masyarakatnya, bagaimana masyarakat mau patuh jika yang membuat peraturan itu sendiri melanggarnya.

Maka bagaimana kah peran kita sebagai mahasiswa dalam hal revolusi mental ini? Hal yang paling utama bagi kita adalah untuk terus belajar, memahami realitas sehari-hari yang ada, mempertanyakan sesuatu yang dirasa kurang tepat, mengkritis, dan memperbaikinya serta selalu meningkatkan kualitas diri. Dalam belajar kita tidak memandang tua muda, dalam mencari ilmu pengetahuan kita tidak memandang jenis kelamin ataupun senior junior, proses belajar adalah hal yang bersifat lintas generasi tidak berpatokan pada hanya satu generasi saja.

Oleh Salman Afendi 2014